KECANTIKAN TELUR MATA SAPI DI GUNUNG BROMO

KECANTIKAN TELUR MATA SAPI DI GUNUNG BROMO

Kecantikan Telur Mata Sapi di Gunung Bromo

oleh : Andika Tsaqif Athallah

 

Anak kecil berusia lima tahun tertidur lelap di tengah perjalanan menuju Gunung Bromo dari Bekasi. Mampir kerumah keluarga yang berada di perbatasan Malang dengan Probolinggo lalu berangkat sekitar pukul satu dini hari bersama dengan keluarga memakan waktu satu jam. Jalanan amat sepi dan angin malam yang sangat dingin dilewati. Suasana mudik di 2009 kala itu memang yang terbaik bagi saya.

Sampai disana jam dua pagi langit masih gelap dan juga hawa yang sangat dingin sekali di daerah pegunungan terlebih seperti bromo bahkan berpakaian menggunakan jaket tebal, kupluk, sarung tangan rajut, sepatu dan kaos kaki tebal pun dinginnya masih terasa sampai ke tulang, benar-benar dingin. Banyak orang yang berjualan. Mulai dari berjualan souvenir, baju, topi, syal, kupluk, selimut, sarung tangan, hingga yang paling banyak adalah makanan ringan dan minuman hangat seperti pop mie dan kopi.

Nama wisatanya ialah ‘Penanjakan 1’. ‘Penanjakan 1’ juga disebut view point 1 Gunung Bromo adalah salah satu puncak tertinggi dan spot terbaik untuk melihat keindahan sunrise di Gunung Bromo Surabaya. ‘Penanjakan 1’ Gunung Bromo ini merupakan destinasi utama dalam trip paket wisata pelancongan Bromo menjadi tempat terbaik untuk melihat sunrise (Agent wisata Bromo:2019). Rasa lelah jalan kalian dari bawah naik ke atas sangat terbayarkan dengan indahnya pemandangan matahari yang terbangun bersama dengan kabut pagi menyelimutinya. Dulu kita masih bisa mendaki dengan berjalan kaki dengan menaiki beberapa anak tangga menuju ke ‘Penanjakan 1’ tetapi sepertinya sekarang kalian menggunakan mobil jeep sewa untuk naik ke atas karena ketika berjalan cukup menguras tenaga untuk sampai ke puncaknya juga terlalu lama nanti akan tertinggal momen paling indah dari “telur mata sapi” ini.

Sekarang untuk masuk ke ‘Penanjakan 1’ ini tidak dikenai biaya tiket masuk hanya saja ada beberapa tarif seperti parkir dan juga toilet keduanya pun tidak memakan biaya yang begitu banyak. Disana juga tersedia ojek motor dengan tarif sepuluh ribu rupiah dari tempat parkir ke tangga ‘Penanjakan 1’.

Spot ini sangat diminati oleh wisatawan lokal maupun asing. Keindahan alam ini pun tak luput dari incaran para fotographer untuk memfoto pemandangan indah dari sunrise dan sunset yang biasanya dijadikan foto pemandangan di kalender. Hal ini juga lah yang menyebabkan ‘Penanjakan 1’ ini selalu dipedati dari pagi dini hari hingga malam. Banyak wisatawan yang sudah menunggu kemunculan sang mentari dari jam 3 pagi sambil duduk diatas tikar menyatap makanan ringan juga kopi hangat bersama dengan keluarga, teman, seseorang yang disayang. Bahkan yang datang sendirian pun juga ada karena menurut saya pun tempat ini sangat cocok untuk self healing ketika kita sedang jenuh akan kehidupan kita yang amat sulit dijalani.

Inilah kekayaan alam tersembunyi (Hidden gem) yang Indonesia punya dan banyak dari masyarakat belum mengetahuinya. Banyak dari masyarakat selalu ingin pergi berwisata keluar negeri padahal di negeri kita tercinta ini sudah ada dan banyak sekali tempat wisata-tempat wisata yang menjadi incaran para turis asing. Untuk kalian yang suntuk selama PPKM ini dan setelah selesai kalian ingin berlibur, ‘Penanjakan 1’ inilah tempat yang cocok tetapi selama pandemi ini ditambahkan  jangan lupa untuk selalu memakai masker, membawa kotak makanan sendiri jika ingin makan disana, membawa hand sanitizer, dan tetap menjaga jarak. Eitss tapi kalian harus sudah divaksin terlebih dahulu ya agar lebih aman dan mengurangi risiko terpaparnya virus.

Terakhir selalu ingat jangan pernah merusak keindahan maupun kekayaan alam kita ini dengan membuang sampah sembarangan, selalu jaga kebersihan dan jadikan tempat wisata ‘Penanjakan 1’ ini kawasan yang sehat, bersih, indah, nan eksotis.